KENALI DAN PERANGI JERAWAT DI MASA REMAJA

Banyak orang, terutama kaum wanita, yang mendambakan kulit putih, mulus dan bersih dari jerawat. Apalagi pada kalangan remaja yang sangat berambisi untuk selalu bisa tampil menarik. Segala usaha pun akan dilakukan untuk mendapatkan kulit yang indah. Namun, salah satu yang dapat menghambat impian untuk mendapatkan kulit yang indah adalah jerawat yang tiba-tiba muncul di wajah. Jerawat umumnya muncul pada masa remaja yakni ketika seorang anak mulai menjalani proses pendewasannya. Prevalensi terjadinya jerawat pada remaja bahkan mencapai hampir 90%. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa timbulnya jerawat pada masa remaja adalah bagian dari pubertas. Bahkan pada anak perempuan jerawat dapat muncul mendahului haid pertama.
            Umumnya kemunculan jerawat terjadi pada usia 14-17 tahun pada remaja perempuan dan 16-19 tahun pada remaja laki-laki. Jerawat lebih sering dialami remaja laki-laki dibanding dengan remaja perempuan. Tingkat keparahannya pun berbeda-beda pada setiap orang. Mulai dari yang hanya berupa komedo sampai yang menimbulkan skar (bopeng). Belum dapat dipastikan apa yang menyebabkan perbedaan tersebut. Faktor genetik (keturunan) ternyata dapat berpengaruh karena jika orang tua menderita jerawat maka kemungkinan besar anak pun akan memiliki kecenderungan berjerawat. Obat-obat tertentu juga dapat menyebabkan timbulnya jerawat seperti obat epilepsi (ayan), obat tidur dan pengobatan hormonal. Selain itu, pada remaja perempuan yang menggunakan kosmetik yang berbahan dasar minyak juga akan memicu timbulnya jerawat.
            Jerawat adalah suatu keadaan di mana pori-pori kulit tersumbat sehingga menimbulkan kantung nanah yang meradang. Peradangan tersebut terjadi akibat beberapa proses :
·         Perubahan dalam pembentukan sel keratin di kelenjar dari yang normalnya longgar menjadi padat sehingga sukar lepas dari folikel dan pada akhirnya akan menyumbat saluran folikel. Sumbatan ini dikenal sebagai mikrokomedo
·         Produksi minyak yang meningkat
·         Peningkatan jumlah bakteri Propionibacterium acnes (P. acnes)
Umumnya jerawat muncul pada kulit bagian wajah, namun tidak menutup kemungkinan juga muncul di dada, punggung, bokong atau bahkan di leher dan lengan atas. Jerawat dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu:
·         Komedo
Komedo bisa disebut juga jerawat tanpa peradangan. Komedo terjadi karena kelenjar minyak yang tersumbat dan mengakibatkan penumpukan keratinosit (sel kulit), sebum (minyak) dan bakteri namun tidak terjadi peradangan. Jika komedo yang terbentuk terbuka pada permukaan kulit maka disebut black komedo (komedo hitam). Warna hitam sering disalahartikan sebagai kotoran atau debu. Sebenarnya warna hitam ini berasal dari melanin (pigmen) yang teroksidasi. Sedangkan jika komedo yang terbentuk tidak terbuka di permukaan kulit maka disebut white komedo (komedo putih) dan yang terlihat adalah permukaan kulit yang menonjol, kadang berwarna keputihan atau sewarna dengan kulit.
·         Jerawat dengan peradangan
Ditandai dengan tonjolan kulit yang disertai kemerahan dan rasa sakit. Jerawat dengan peradangan ini termasuk di dalamnya adalah papul (tonjolan kecil dan merah), pustul (tonjolan yang disertai nanah di bagian ujungnya), nodul (tonjolan besar, keras, dan nyeri), serta kista (tonjolan besar berisi nanah, berlokasi di kulit bagian dalam sehingga beresiko mengakibatkan skar/bopeng).
·         Jerawat batu (Cystic acne)
Cystic acne adalah yang berukuran bear-besar, dengan peradangan yang hebat, yang tersebar diseluruh wajah. Cystic acne biasanya disebabkan oleh faktor genetik (keturunan). Sehingga penderita penyakit ini biasanya juga memiliki keluarga dekat yang menderita jerawat jenis ini. Secara genetik penderitanya memiliki:
1.      Kelenjar minyak yang menghasilkan minyak berlebih sehingga membanjiri pori-pori dengan kelenjar minyak.
2.      Pertumbuhan sel-sel yang tidak normal yang tidak bisa beregenerasi secepat kulit normal.
3.      Memiliki respon yang berlebihan terhadap peradangan sehingga meninggalkan bekas di kulit.
Secara umum tingkat keparahan jerawat dapat diklasifikasikan menjadi ringan (jerawat pada wajah dengan peradangan yang sedikit), sedang (jumlah peradangan lebih banyak, selain di wajah terdapat pula pada badan dalam jumlah sedikit), berat (terdapat nodul, dan kista, terdapat pada wajah dan badan dalam jumlah lebih banyak). Pada masa remaja, yang paling banyak dialami adalah jerawat ringan, yaitu sekita 68% dari semua kasus jerawat yang dialami remaja.
            Jerawat muncul saat pubertas karena dipengaruhi oleh perubahan hormon, terutama hormon Androgen yang mempengaruhi aktivitas kelenjar minyak. Pada masa pubertas terjadi peningkatan kadar hormon termasuk hormon Androgen dalam tubuh. Hormon Androgen akan menyebabkan pembentukan mikrokomedo yang menimbulkan sumbatan pada saluran kelenjar, serta meningkatan produksi sebum (minyak). Folikel yang tersumbat dan berisi banyak sebum (minyak) merupakan media yang baik bagi bakteri Propionibacterium acnes untuk tumbuh. Pada akhirnya timbul respon peradangan akibat jumlah Propionibacterium acnes yg meningkat. Oleh kerena itu, jerawat umumnya muncul saat pubertas. Sementara pada remaja perempuan fluktuasi kadar hormon mengikuti siklus menstruasi dan munculnya jerawat juga dipengaruhi jumlah hormon Estrogen dan Progesteron yang beredar dalam tubuhnya.
            Banyak mitos mengenai timbulnya jerawat, salah satunya adalah jika mengonsumsi cokelat bisa menimbulkan timbulnya jerawat. Faktanya, makan cokelat tidak mengakibatkan timbulnya jerawat. Pada umumnya jerawat timbul akibat pola makan yang tidak teratur serta perubahan hormon yang terjadi di dalam tubuh. Selain itu kebiasaan buruk yang biasa kita lakukan ketika berjerawat adalah memencet jerawat tersebut. Padahal memencet jerawat hanya akan membuat bagian atas permukaan kulit rusak dan meninggalkan bekas luka, bahkan bekas luka permanen. Cara terbaik adalah mencuci wajah pada pagi dan malam hari, keringkan dengan cara ditepuk-tepuk dengan handuk lembut, kemudian oleskan krim jerawat yang mengandung benzoyl peroxide atau salicylic acid.
            Ada banyak cara untuk mengatasi jerawat, ada yang menggunakan obat dan ada pula yang herbal (alami). Namun, alangkah lebih baik jika kita tidak sembarangan dalam memilih obat untuk menhilangkan jerawat. Mengatasi jerawat sebaiknya disesuaikan dengan mekanisme terbentuknya jerawat itu sendiri, meliputi mengurangi produksi sebum (minyak), mempercepat pergantian sel, memerangi Propionibacterium acnes dan mengurangi peradangan. Pengobatan jerawat yang umumnya dilakukan saat ini meliputi terapi topical dengan obat bebas. “Topikal” artinya obat dioleskan du kulit pada tempat yang berjerawat. Obat jenis ini biasanya mengandung asam salisilat, bemzoyl peroksidase, dan sulfur. Selain itu, cara mengatasi jerawat bisa juga dengan menggunakan obat minum. Namun, biasanya dokter hanya meresepkan obat minum jika pasien menderita jerawat dengan kondisi yang serius dimana obat minum tersebut digunakan sebagai tambahan dari terapi topikal. Salah satu obat minum yang diresepkan adalah antibiotik. Antibiotik akan membantu mengontrol jerawat dengan menekan laju pertumbuhan Propionibacterium acnes sehingga dapat mengurang peradangan. Antibiotik ini pada umumnya diminum setiap hari selama 4-6 bulan kemudian diturunkan dosisnya sampai dihentikan jika jerawat sudah semakin membaik.
            Jerawat memang timbul secara tiba-tiba, tapi kita masih bisa mencegah timbulnya jerawat tersebut. Ada beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan untuk menghindari timbulnya jerawat diantaranya adalah menghindari terjadinya peningkatan jumlah produksi sebum (minyak). Salah satu cara yang mudah untuk dilakukan adalah dengan mengurangi asupan karbohidrat dan lemak. Perbanyak juga mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan untuk mengurangi produksi kelenjar minyak. Minum air putih secara rutin juga bisa mencegah timbulnya jerawat. Perawatan kulit secara rutin juga sangat penting guna menjaga kebersihan permukaan kulit dari kotoran, bakteri dan mikroorganisme yang dapat memicu timbulnya jerawat. Terapkan juga pola hidup sehat untuk menghindari faktor pencetus terjadinya jerawat seperti hidup teratur dan sehat serta cukup istirahat, olah raga yang cukup dan hindari stress. Untuk remaja perempuan, gunakanlah kosmetik secukupnya saja serta kurangi mengkonsumsi makanan pedas. Sedangkan untuk remaja laki-laki hindari minum minuman keras, rokok dan lingkungan tidak sehat yang memicu aktivitas kelenjar minyak.
            Akhirnya dapat disimpulan bahwa jerawat umumnya timbul di usia remaja karena dipengaruhi oleh perubahan hormon, terutama hormon Androgen yang mempengaruhi aktivitas kelenjar minyak. Selain itu penyebab jerawat bermacam-macam, bisa dari faktor genetik (keturuan), pola hidup yang kurang sehat, penggunaan obat-obatan yang memicu timbulnya jerawat serta penggunaan kosmetik yang berbahan dasar minyak juga akan memicu timbulnya jerawat. Cara mengatasi jerawat juga berbeda-beda sesuai dengan mekanisme terbentuknya. Untuk mencegh timbulnya jerawat cukup mudah, yaitu menghindari faktor pencetus terjadinya jerawat seperti menerapkan pola hidup yang sehat, hindari stress, banyak mengonsumsi sayuran dan buah-buahan serta menghindari lingkungan tidak sehat yang memicu aktivitas kelenjar minyak. Dengan begitu, impian untuk memiliki wajah yang bersih dan mulus dapat tercapai.


REFERENSI

Apriantara. (2012). Jerawat dan Cara Pencegahannya. [Online]. Tersedia: http://informasi-kesehatan-remaja.blogspot.com/2012/09/jerawat-dan-pencegahan.html  [13 Januari 2014]

Ahmad, A. (2013). Cara Mengatasi Jerawat dengan Cepat dan Alami. [Online]. Tersedia: http://kidungkawan.blogspot.com/2013/11/cara-mengobati-jerawat-dengan-cepat.html [13 Januari 2014]

Indriani, V. (2013). Kenali dan Perangi si Jerawat di Masa Remaja. [Online]. Tersedia: http://www.tanyadok.com/kesehatan/kenali-dan-perangi-si-jerawat-di-masa-remaja  [13 Januari 2014]

0 comments: