WASPADA OSTEOPOROSIS SEJAK DINI


Salah satu penyakit yang menjadi momok di masyarakat saat ini adalah osteoporosis. Bahkan masalah osteoporosis ini telah menjadi masalah kesehatan serius di Asia, kasus patah tulang panggul bahkan meningkat 2-3 kali lipat di sebagian besar Negara Asia selama 30 tahun terakhir. Diprediksi pada tahun 2050 50 persen kasus patah tulang pinggul akan terjadi di Asia,  yang umumnya menyerang orang-orang lanjut usia.proses bertambahnya usia merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari dan berakibat secara langsung pada kondisi fisik, dimana tubuh mengalami penurunan fungsi fisiologis dan proses metabolisme tubuh.  Osteoporosis adalah keadaan dimana tulang mengalami penurunan kepadatan, sehingga menjadi rapuh dan mudah patah jika mengalami benturan.
Penyakit ini menyerang pria maupun wanita. Namun wanita jauh  lebih rentan terserang penyakit ini karena kepadatan tulang pada wanita dipengaruhi oleh faktor hormon yaitu estrogen. Penurunan kadar hormon ini dalam tubuh berakibat pada penurunan kepadatan tulang, banyak ditemukan penderita osteoporosis adalah wanita-wanita lanjut usia yang telah mengalami menopause. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sekitar 80% penderita osteoporosis adalah wanita termasuk juga wanita usia muda yang telah mengalami penghentian menstruasi.
Osteoporosis sendiri terjadi melalui proses yang tidak singkat, sehingga keberadaannya tidak disadari penderita. Penyakit ini terbentuk melalui proses panjang sejak masa muda. Selama masa hidup tulang akan mengalami proses pembaruan yang berkelanjutan, dimulai dari masa embrio usia 6-7 hari dan terus berlanjut hingga dewasa sekitar usia 30-35 tahun, pada usia 35 tahun ini tulang akan mengalami puncak massa tulang Proses ini akan berlangsung dengan baik jika asupan nutrisi dan mineral yang dibutuhkan tercukupi, jika tidak tercukupi maka berdampak pada timbulnya penyakit dan kelainan pada tulang.
Tulang akan mengalami proses pembentukan di tempat resorpsi. Kemudian tulang yang lama akan digantikan dengan tulang yang baru secara otomatis.  Normalnya , proses ini selalu berpasangan dan seimbang. Proses resorpsi tulang dilakukan oleh sel tulang yang disebut osteoclast. Sedangkan formasi atau pembentukan dibangun kembali oleh sel tulang osteoblast. Pada penderita osteoporosis, proses resorpsi tejadi berlebihan dan tidak diikuti oleh proses formasi yang cukup, sehingga tulang relatif lebih tipis, rapuh dan mengalami pengurangan massa.  kondisi berkurangnya matriks, atau masa tulang yang rendah disertai dengan perubahan mikro arsitektur dan kemunduran struktural jaringan tulang pada penderita osteoporosis, lapisan tulang luar yang keras akan menipis dan rongga-rongga didalam tulang akan membesar. Masa tulang yang kosong ini akan menyebabkan tulang menjadi rapuh dan keropos.
Kalsium merupakan zat mineral yang dibutuhkan tubuh, terlebih lagi karena mineral ini tidak dapat diproduksi secara alami oleh tubuh, sehingga perlu mendapatkannya dari luar tubuh, dari makanan  yang banyak mengandung kalsium seperti susu dan sayur sayuran tertentu. peran  kalsium yang paling utama adalah pada proses pembentukan tulang dan gigi, kurangnya asupan kalsium akan menyebabkan tulang dan gigi tumbuh secara tidak optimal dan dampak berkepanjangan dari kekurangan kalsium adalah munculnya pengeroposan tulang atau yang biasa dikenal dengan osteoporosis, yang banyak menyerang kalangan lanjut usia.
Di  dalam tulang, kalsium mempunyai dua fungsi yaitu sebagai bagian dari struktur tulang dan sebagai cadangan kalsium tubuh. Selama pertumbuhan, terjadi proses kalsifikasi untuk mempersiapkan tulang agar mampu menopang berat badan saat anak mulai bisa berjalan. Simpanan kalsium disimpan  di dalam bagian ujung tulang panjang yang dinamakan trabekula. Simpanan ini berguna untuk mempertahankan kadar normal kalsium di dalam darah. Apabila, kadar kalsium di dalam darah berkurang, maka kalsium cadangan di dalam tulang akan diambil. Sehingga apabila, keadaan ini berlangsung terus-menerus dapat mengakibatkan kalsium cadangan di dalam tulang berkurang yang berakhir pada pengeroposan tulang.
Penyakit osteoporosis ini ada dua jenis yakni osteoporosis primer dan osteoporosis sekunder. Pada osteoporosis primer biasanya terjadi pada wanita pasca menopause atau pria berusia lanjut, sedangkan pada osteoporosis sekunder terjadi akibat adanya penyakit tertentu seperti gangguan fungsi hati atau fungsi ginjal.  Perbedaan antara keduannya terletak pada factor penyebab timbulnya osteoporosis yang dapat timbul lantaran factor usia yang mempengaruhi kepadatan tulang serta factor penyakit tertentu yang mengganggu proses metabolisme tubuh sehingga mengganggu proses penyerapan kalsium dalam tubuh.
Pada osteoporosis primer beberapa faktor berperan atas terjadinya penyakit ini, diantaranya faktor usia, dimana seiring berjalannya usia maka kepadatan tulang juga semakin menurun, jika cadangan kalsium tidak memadai maka tulang akan rapuh. Selain usia faktor gaya hidup juga amat berpengaruh, mulai dari kebiasaan konsumsi makanan atau minuman yang kurang sehat dan mengandung alcohol serta kebiasaan merokok hingga kurangnya aktivitas fisik. Semua itu terbentuk sejak muda dan dampaknya baru terasa saat usia tua. Sedangkan pada osteoporosis sekunder, faktor konsumsi obat-obatan tertentu dalam jangka panjang yang berkontribusi terhadap hadirnya penyakit ini. Konsumsi obat yang mengandung steroid atau kortikosteroid dalam jangka waktu panjang seperti obat asma dan lupus.
Lalu pertanyaannya dapatkah osteoporosis dicegah ? tentu saja bisa. Dengan menghindari berbagai faktor pemicu dan melakukan beberapa hal yang dapat memperkecil peluang terjadinya osteoporosis. Pada orang lanjut usia dapat dilakukan dengan mencukupi asupan kalsium dari makanan atau minuman yang dikonsumsi. berhati-hati  dalam mengkonsumsi obat juga penting, karena terdapat beberapa obat yang justru berefek samping pada penekanan kerja hormon pembentuk tulang seperti antasida dan obat pencahar. Konsumsi vitamin D yang cukup akan membantu penyerapan kalsium dan diimbangi dengan olahraga  akan membantu mengantisipasi penurunan massa tulang. Selain itu bantuan dengan obat-obat hormonal akan dapat membantu terutama pada lansia.
Pencegahan dini juga dapat dilakukan dan justeru pencegahan seharusnya udah dimulai sejak anak-anak. Memberikan makanan bergizi yang mengandung cukup nutrisi dan kalsium serta vitamin D mampu menjaga kepadatan tulang serta dimbangi dengan olahraga teratur dan pola hidup sehat. Mencegah lebih awal justeru lebih baik daripada harus mengobati dengan biaya yang tidak sedikit.
Jika seseorang telah divonis menderita osteoporosis, maka ada beberapa pemeriksaan yang perlu dilakukan seperti N-MID Osteocalcin, yang digunakan untuk menilai pembentukan tulangN-MID Osteocalcin merupakan unsur protein Osteocalcin yang diproduksi oleh osteoblas dan osteoblas merupakan sel yang berperan dalam pembentukan tulang, sehingga kadar osteocalcin akan menunjukkan aktivitas osteoblas dalam membentuk tulang. Pemeriksaan lain yang juga perlu dilakukan adalah CTx(C-Telepeptide) untuk menilai resorpsi atau pembongkaran tulang serta respon terhadap obat anti resorpsi untuk pemeriksaan lebih lanjut dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium berupa deteksi dini bagi individu beresiko tinggi osteoporosis, pengukuran keseimbangan pembongkaran tulang pada pria dan wanita diatas usia 40 tahun, pengukuran sebelum dilakukan terapi anti resorpsi oral, dan pengukuran setelah 3 bulan mengikuti terapi resorpsi oral.
Akhir-akhir ini usia penderita osteoporosis tidak lagi orang-orang berusia lanjut, yang belum berusia lanjut pun telah menunjukkan gejala menderita osteoporosis. Hal ini lantaran gaya hidup masa kini yang tidak lagi sehat, kebiasaan-kebiasaan sehari-hari yang cenderung kurang aktif secara fisik dan konsumsi makanan yang tidak sehat berpengaruh pada kesehatan tubuh, tidak hanya pada organ vital saja namun pada kondisi tulang juga. Menjaga pola hidup yang sehat dapat mencegah terjadinya osteoporosis.
Pola makan yang baik dan konsumsi makanan bernutrisi harus dilakukan guna menjaga kesehatan tubuh termasuk kesehatan tulang. Konsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin D akan sangat membantu proses penyerapan kalsium dalam tubuh, dimana vitamin D ini diperoleh dari makanan seperti, kacang kedelai yang kaya akan magnesium, bayam dan bahan makanan lain yang mengandung asam oksalat, daging dan sumber makanan yang mengandung banyak protein, dan gandum. Sumber makanan tersebut mudah didapat dan diolah menjadi berbagai jenis hidangan yang menggugah selera, sehingga banyak digemari.
Selain memberikan asupan nutrisi yang baik, ada beberapa makanan dan minuman yang harus dikurangi dan dihindari konsumsinya guna menjaga kesehatan tulang, yakni, membatasi konsumsi makanan yang banyak mengandung garam karena garam dapat menghilangkan kadar kalsium dalam tubuh. Kebiasaan mengkonsumsi minuman yang mengandung kafein dan minuman ringan juga berperan pada penurunan penyerapan kalsium. Kandungan kafein dan phosphor yang biasa ditemukan dalam minuman cola dapat berkontribusi pada hilangnya kalsium tulang.
Latihan fisik yang teratur akan sangat berperan menjaga kepadatan tulang. Tidak perlu latihan yang berat, cukup yang ringan tapi dapat dilakukan secara rutin. Banyak latihan fisik sederhana yang dapat dilakukan sehari-hari dan tidak memerlukan biaya seperti latihan menekuk lutut, squats, berenang, berjalan, berdansa, berlatih beban, naik turun tangga, lari dan pull down. Jika gemar melakukan senam, maka aerobic bisa menjadi pilihan yang tepat . selain itu ada jenis latihan fisik yang juga bermanfaat bagi tulang berupa olahraga hentakan, yang mana jenis olahraga ini mempermudah kalsium untuk masuk ke tulang. Karena olahraga ini memberikan tekanan dan dorongan pada otot dan merangsang pembentukan tulang.
Dari ulasan diatas, beberapa hal yang dapat disimpulkan mengenai osteoporosis bahwa osteoporosis merupakan penyakit yang yang terjadi akibat menurunnya kepadatan tulang yang biasannya diderita oleh orang berusia lanjut. Penyakit osteoporosis sendiri ada dua jenis, yakni osteoporosisi primer yang biasannya terjadi karena faktor usia lanjut dan osteoporosis sekunder yang terjadi akibat konsumsi obat tertentu yang mengandung steroid. Penyakit ini terbentuk melalui proses yang cukup lama dan baru tampak pada saat usia lanjut.

Kurangnya asupan kalsium menjadi faktor utama penyebab osteoporosis, lantaran gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat dan kurangnya aktivitas fisik. Beberapa pemeriksaan dilakukan bagi penderita osteoporosis dan orang-orang yang beresiko terserang osteoporosis  seperti pemeriksaan N-MID Osteocalcin dan CTx(C-Telepeptide). Pencegahan dapat dilakukan dengan mencukupi konsumsi kalsium dan vitamin D disertai olahraga yang teratur. Gaya hidup amat berperan terhadap kesehatan tubuh termasuk kesehatan tulang. Mempertahankan gaya hidup sehat dan kebiasaan hidup aktif dapat menjaga kesehatan dan kepadatan tulang serta mencegah timbulnya masalah tulang di masa tua. Mulailah hidup aktif dan menjaga pola makan yang baik dengan mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi vitamin dan mineral, hindari konsumsi alcohol dan minuman ringan serta aktif berolahraga.

By 
Hanifah Munajiyah

Referensi :

0 comments: